Selasa, 11 Januari 2011

Senam

Tujuan dari Pembelajaran senam:
1. Meningkatkan kelentukan, kekuatan, daya tahan, keterampilan dan efisiensi gerakan. (Ranah psikomotor).
2. Mempertahankan dan meningkatkan sikap dan gerak yang baik. (Ranah psikomotor).
3. Menambah kemampuan mempelajari motor-skill. (Ranah psikomotor).
4. Menambah kesanggupan untuk menilai bagaimana gerak itu seharusnya. (Ranah afektif).
5. Mengembangkan sifat-sifat kejiwaan/mental-spiritual (percaya diri, suka bergaul, penuh inisiatif, keberanian). (Ranah afektif).
6. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan dan kondisi badan pernapasan, peredaran darah, pencernaan. (Ranah Kognitif).
7. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang pentingnya fitness. (Ranah kognitif).

I. Pemanasan
Apa yang dimaksud dengan latihan pemanasan ?
Pemanasan ialah latihan yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan atau kerja yang intensif. Latihan pemanasan ini merupakan suatu persiapan dalam menghadapi suatu latihan yang lebih berat. Latihan pemanasan juga merupakan suatu usaha untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti misalnya kejang otot, badan kaku, dan rasa sakit.
Adapun tujuan dari pembelajaran pemanasan ialah:
1. Merangsang keinginan bergerak.
2. Menaikkan suhu tubuh (mencapai suhu optimum).
3. Merangsang fungsi-fungsi organ (jantung, paru-paru, peredaran darah).
4. Menyiapkan diri dan membawa kita ke suasana kegiatan/latihan yang akan dihadapi.
5. Mencegah terjadinya cedera.

Pembelajaran pemanasan harus diberikan dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Semua murid harus bergerak. Sekali murid melepas keinginan bergeraknya, janganlah terlalu sering dihentikan oleh perintah guru yang selalu berubah-ubah.
2. Gerakan yang dilakukan oleh murid hendaknya telah dikuasai. Gerak yang tidak dikuasai akan mudah menimbulkan celaka. Gerak yang terlalu sukar akan mengurangi kesenangan dan menghambat keinginan bergeraknya.
3. Peraturan-peraturan yang diberikan dalam latihan Pemanasan harus sederhana. Peraturan yang terlalu rumit akan membuat permainan atau pertandingan tidak lancar, murid menjadi bosan dan akibatnya mengurangi kemauan bergeraknya.
4. Berikan berbagai variasi gerakan lengan dan tungkai agar dapat menambah gairah.
5. Mulailah dengan kegiatan yang ringan-ringan dulu, kemudian meningkat terus sampai meminta tenaga yang dapat menaikkan suhu tubuh.

Kelentukkan
Tujuan dari pembelajaran kelentukan ialah:
1. Meningkatkan ruang gerak pada persendian, sehingga sendi menjadi tidak kaku.
2. Mengurangi dan meniadakan ketegangan yang berlebihan pada otot-otot, sehingga anggota tubuh mempunyai derajat kemungkinan bergerak (Range of Movement) yang sebesar-besarnya.

Pembelajaran kelentukan terdiri dari :
1) Peregangan (Stretching).
Peregangan adalah latihan dimana anggaota tubuh direnggutkan ke satu arah (ekstensi/hyper-ekstensi, kadang-kadang fleksi) sehingga jaringan dan ototnya diperpanjang.
Gambar Peregangan

Peregangan pasif
Peregangan pasif ialah peregangan dimana pelaku (subyek) bersikap pasif, oleh karenanya disebut peregangan “ subyektif - pasif “. Gerakannya terjadi bukan oleh si pelaku sendiri, tetapi oleh tenaga dari luar (partner atau obyek lain). Latihan ini dapat juga disebut “obyektif – aktif”.
Gambar Peregangan Pasif (Subyektif – pasif)

Peregangan Aktif
Peregangan aktif ialah peregangan dimana pelaku (subyek) sendiri yang aktif, oleh karenanya disebut peregangan " subyektif - aktif ".
Gambar Peregangan subyektif-aktif

Kecuali cara peregangan dilihat dari subyek dan obyek, dapat juga dikelompokkan berdasarkan pelaksanaannya:

1. Peregangan statis (static stretch)

Peregangan statis ialah peregangan dengan cara menarik anggota tubuh ke satu arah secara terus menerus (kontinu) sampai pada batas tertentu dan sikap ini dipertahankan selama beberapa detik.
Gambar Peregangan statis

2. Peregangan dinamis (dinamis atau ballistic stretch)

Peregangan dinamis ialah peregangan dengan cara menarik anggota tubuh ke satu arah secara mengeper (memegas). Disini momentum anggota tubuh dipakai untuk memaksa otot teregang secara maksimal. Peregangan dinamis ini harus dilakukan dengan hati-hati sekali, dan umumnya hanya dilakukan pada kelompok otot yang besar.
Gambar Peregangan dinamis (balistik)

Semua macam peregangan yang tidak dikontrol dengan baik dapat menimbulkan cedera pada otot maupun urat. Seperti kita ketahui jaringan otot itu mempunyai kontrabilitas yang tinggi, artinya kalau ada rangsangan (terangsang, jaringan otot itu mampu untuk menguncup atau memendek dan bentuknya menjadi gemuk (bericontraksi). Rangsangan dapat ditimbulkan oleh karena diraba, ditepuk, ditusuk, rasa nyeri, terkejut, tersentak, atau diperintah oleh otak. Oleh karena itu pada waktu melakukan latihan peregangan, hindarilah terjadi rangsangan tersebut, lakukan dengan halus dan rileks (relax).

Agar supaya peregangan dapat lebih efektif dan tidak terjadi cedera otot perlu diikuti syarat-syarat sebagai berikut:
1. Bagi yang belum terlatih/pemula sebaiknya diberikan peregangan aktif. Mereka yang sudah terlatih boleh diberikan peregangan setengah aktif, kemudian meningkat dengan pasif (subyektif-pasif).
2. Pembelajaran harus diberikan berulang kali. Pengulangan harus cukup banyak.
3. Lakukan sampai batas ambang rangsang. Yang dimaksud dengan ambang rangsang ialah batas kemampuan pada saat itu.

Berikut ini contoh bentuk-bentuk gambar pembelajaran peregangan
Peregangan metoda P.H. Ling (Swedia)
Peregangan metoda Niels Bukh (Denmark)

Contoh-contoh Peregangan Statis
Contoh Peregangan Dinamis

Contoh-contoh Peregangan Balistik


2) Pelemasan (Suppleness)
Pelemasan adalah latihan dimana anggota tubuh diputar (Cireumdustion) ke seluruh arah sehingga jaringan ikat dan otot-otot sekitar sendi diperpanjang. Sebenarnya prinsip dari latihan pelemasan ini sama dengan latihan peregangan, tetapi hanya berlaku pada persendian yang mempunyai tingkat kebebasan gerak ke 3 arah yaitu sendi bentuk peluru (globoidea) yang dapat bergerak pada 3 poros, atau persendian yang berupa sambungan kinematik terbuka (open kinematic chain), misalnya ruas tulang belakang.

Contoh-contoh Pelemasan

3) Pelepasan (Relaxation)
Pelepasan merupakan latihan dimana anggota tubuh (lengan, tungkai, atau badan) di ayun-ayunkan sehingga anggota tubuh tersebut bergerak membandul dikarenakan beratnya sendiri (menjatuhkan diri). Latihan ini sebenarnya lebih di ekankan kepada relaksasi (relaxation) yang sifatnya melepaskan ketegangan otot (tonus) yang berlebih.

Contoh-contoh Pelepasan


Syarat-syarat memberikan latihan kelentukan:
1) Pembelajaran harus diberikan berulang-kali sehingga ambang rangsangnya dilalui.
2) Untuk siswa yang belum terlatih/pemula sebaiknya diberikan peregangan aktif. Mereka yang sudah terlatih boleh diberikan peregangan setengah aktif, kemudian meningkat dengan diberikan peregangan pasif.
3) Agar supaya latihan kelentukan memberikan hasil yang sebaik-baiknya (efektif), anggota tubuh yang tidak digerakkan harus difiksir (diikat, tidak bergeser, tidak bergerak).
4) Pembelajaran pelepasan hanya baik diberikan kepada siswa yang sudah dewasa. Siswa yang masih kecil tidak ada alasan untuk diberikan latihan pelepasan sebab mereka tidak mempunyai ketegangan (kekakuan) yang berlebihan. Oleh karena latihan pelepasan harus dilakukan dengan disadari, maka latihan ini tidak mungkin dilakukan oleh anak-anak yang masih kecil.

II. Pembentukan
Yang dimaksud pembentukan ialah memperbaiki sikap dan gerak yang sebaik-baiknya menurut kepribadiannya masing-masing.
Jadi ada dua macam pembentukan yaitu:
1) Pembentukan sikap.
Sikap yang berkaitan dengan bentuk tubuh disebut postur. Postur pada saat duduk, jongkok, merangkak dsb, mempunyai konotasi (pengertian yang luas) “ posisi “, yaitu posisi dari bagian-bagian tubuh atau segmen-segmen tubuh. Sikap yang baik berarti posisi dari segmen tubuhnya dalam keadaan setimbang. Bila dari bawah segmen tersusun rapi, maka kesetimbangannya terjaga sehingga otot yang harus menjaga kesetimbangan (postural tonus) tidak perlu bekerja ekstra berat. Sebaliknya bila dari bawah segmen sudah tersusun dengan salah (gambar b), maka untuk selanjutnya keatas harus diimbangi, tanpa dapat membetulkan kesalahannya. Kesetimbangan yang tidak baik, memaksa otot disekeliling persendian tegang berlebihan,tidak rileks dan tidak efisien.
Oleh karena itu pembelajaran pembentukan sikap harus selalu dimulai dari bawah. Misalnya: Dari jongkok, berdirilah pelan-pelan sampai membuat sikap tegak/sempurna. Jagalah agar sikap dari kaki sejajar, pinggul dalam posisi yang benar (tulang ekor ditarik ke dalam, perut masuk/rata), pinggang dan ruas tulang belakang dan seterusnya ke atas sampai kepala dalam keadaan lurus dan setimbang.

2) Pembentukan gerak.
Sama halnya dengan sikap, gerak adalah suatu “posisi“ dari segmen tubuh yang sedang bergerak. Karena itu gerak disebut juga postur dinamis, sedang sikap adalah postur statis. Pembentukan gerak adalah latihan yang mengarahkan agar anak bergerak sesuai dengan bentuk dan fungsi dari tubuh, dan menggunakan tenaga secara efisien (tepat guna).
Latihan Pembentukan tujuannya ialah memperbaiki sikap dan gerak. Bagaimanakah sikap dan gerak yang baik itu?, tidak ada norma tertentu untuk sikap dan gerak yang baik. Sistem Austria tidak mengenal sikap dan gerak yang normal. Yang ada ialah sikap dan gerak yang “Wajar”. Sikap dan gerak yang wajar ialah sikap dan gerak yang menunjukkan kualitas fisik dan kepribadian seseorang. Pembentukan gerak berhubungan dengan "pola gerak" yang terdiri dari:
a. Lintasan. Misalnya lintasan gerak dari kaki saat bertumpu pada waktu berjalan, lintasan gerak dari tungkai saat berayun pada waktu berlari, lintasan dari lengan saat melempar dan sebagainya. Lintasan gerak ditentukan oleh unsur kelentukan anggota tubuh. Lintasan ada yang panjang, ada yang harus pendek tergantung dari tujuan gerak itu sendiri.
b. Kecepatan gerak. Kecepatan gerak ada yang tetap, ada yang dipercepat, dan ada yang diperlambat. Misalnya kecepatan lengan saat melempar, kecepatan berlari saat mengambil awalan, kecepatan bertumpu tangan saat melompat. Kecepatan gerak ini termasuk juga irama atau tempo.
c. Kesinambungan gerak. Kesinambungan gerak menentukan kelancarannya, mulusnya, tidak tersendat-sendat. Yang terutama gerak itu tidak dilakukan dengan tegang, tapi rilek dari pelakunya terkesan gerak itu terlihat ringan dan mudah. Pola gerak yang melibatkan lintasan gerak, kecepatan gerak, dan kesinambungan gerak memerlukan kesadaran kinestetik. Apakah kesadaran kinestetik itu ?.
Kesadaran kinestetik ialah kesadaran untuk mengenali gerakan badan dan anggota tubuh dalam ruang dan waktu.

BEBERAPA CABANG SENAM

1. Handstand
Dalam Bahasa Indonesia ada yang menerjemahkannya dengan “ tegak di tangan “. Tapi sebenarnya istilah handstand telah biasa. Sikap handstand yang baik merupakan keterampilan yang penting dalam olahraga senam sebab selanjutnya banvak bentuk keterampilan yang mengandung sikap handstand. Sangat dianjurkan untuk mempelajari dulu bentuk antara dengan maksud membiasakan diri melakukan sikap terbalik ini sebelum mempelajari sikap handstand seimbang. Salah satu bentuk antara ialah pembelajaran menendang ke sikap hampir handstand dengan atau tanpa menukar kaki. Pembelajaran menendang ke sikap hampir handstand dimulai dengan sikap berdiri tegak.
Uraian pembelajaran
1) Angkat kedua tangan ke atas sambil mengangkat kaki kanan, pandangan ke depan bawah.
2) Kaki kanan menjejak dengan lutut bengkok bersama badan menukik ke depan.
3) Tangan bertumpu di bawah bahu seraya kaki kiri diacungkan ke arah vertikal dan kaki kanan menolak dengan kuat.
4) Berat badan berpindah seluruhnya kepada tangan, segera kaki kanan merapat ke atas. Pada saat ini pusat pandangan ialah ke arah titik sejauh 30 cm di depan tangan.
5) Salah satu kaki turun dan mendarat, tangan menolak dan kemudian kembali ke sikap berdiri.
Pembelajaran ini harus dilatih berulang-ulang. Mula-mula dengan bantuan dan koreksi dari teman atau guru agar melakukan sikap dan gerakan yang benar; kemudian baru berlatih sendiri. Lengan dan bahu harus lurus dan badan sedikit lenting.

Kesalahan yang harus dihindarkan ialah:
a. Tangan bengkok atau terlalu lebar jaraknya satu dengan lainnya.
b. Bahu menjulur ke depan.
c. Kepala terlalu terbuka tunduk.
d. Tumpuan tangan terlalu jauh atau dekat dari kaki.
e. Acungan dan tolakan kaki kurang atau terlalu kuat.
Bantuan dapat diberikan dari samping agak ke depan. Pegang bagian perut dan pinggang sejak pelaku mengacungkan kaki belakang ke atas. Jaga jangan sampai jatuh ke depan dan lepaskan pada saat gerakan kembali ke sikap tegak.
Langkah selanjutnya ialah melakukan handstand seimbang, (handstand balanced)

Uraian Pembelajaran:
Nomor 1 sampai dengan 4 sama dengan pembelajaran di atas, tapi ayunan kaki kiri ke arah vertikal penuh.
5. Sikap tangan keduanya seperti mendorong lurus dengan bahu ujung kaki lurus dan badan serta tungaki sedikit sekali membuat lentingan. Jari-jari tangan dibuka dan tekanannya ke lantai membantu tercapainya sikap-seimbang. Tangan, bahu, panggul dan tumit merupakan garis vertikal.

Cara Membantu
Dari samping-depan pelaku dekat dengan kaki pengayun. Memegang kaki (betis) pada saat mencapai sikap tegak terbalik. Coba bantu seimbangkan dan bila telah tercapai maka tangan pembantu hanya ditempatkan di belakang betis untuk mencegah jatuh ke depan. Jangan mencoba membantu mengangkat kaki pelaku yang tidak cukup ayunan kakinya. Biarkan mengulang ayunan kakinya , walaupun beberapa kali.

Kesalahan umum
Sama dengan pada pembelajaran antara untuk handstand ditambah kesalahan lain seperti tidak meluruskan bahu dan panggul, atau sikap badan terlalu lenting.

Cara berlatih sendiri ada bermacam-macam:
1. Berlatih handstand dengan bersandar ke dinding
Berlatih dengan menghadap ke dinding perlu memperhatikan beberapa hal untuk mencegah cedera. Dindingnya sendiri haruslah berupa dinding yang kuat disandari, disamping harus bebas dari paku dan lain-lain yang akan mengganggu. Di samping itu pelaku sendiri harus sudah berlatih dengan pertolongan dan sikap serta gerakannya sudah tidak salah, terutama sikap tangan, kepala dan bahu. Sehingga berlatih menghadap dinding hanyalah untuk melatih keseimbangan saja dengan sedikit memperbaiki bentuk.
Cara berlatih:
a. Ambil ancang-ancang satu langkah dan lakukan handstand dengan jarak tumpuan tangan terhadap dinding kira-kira satu ubin (20 cm). Perhatikanlah sikap kepala harus sedikit mendongak, tangan dan bahu lurus, badan dan tungkai sedikit sekali lenting.
b. Berusahalah mencapai sikap seimbang. Bila sesekali lebih ke depan maka bersandarlah tapi hanya tumit kaki dan bserusahalah kembali ke keadaan seimbang secara berhati-hati. Bila terpaksa harus kembali berdiri, turunkanlah lebih dahulu salah satu kaki dan tangan menolak.
Berlatih handstand dengan menggunakan dinding sebagai penahan sangat efektif dan efisien karena dapat dilakukan sendiri kapan saja setiap masuk ruang senam.

2. Berlatih handstand tanpa bantuan
Bila pada sikap handstand lepas keseimbangan ke depan Anda dapat menolong diri dengan jalan memutar badan ke arah awalan, menurunkan kaki ke arah gerakan satu-satu dan berdiri kembali.
Uraian Gerakan
Lakukan handstand tanpa penjaga. Bila lepas keseimbangan ke depan lakukan:
a. Tolak tangan kanan dan lepas dari lantai, putarkan badan 90 derjat ke kiri (kepala memimpin gerakan putar ini dengan melihat ke arah kiri), tangan kanan mendarat sehingga terjadi sikap handstand yang telah berubah arah 90 derajat ke kiri.
b. Biasanya momentum jatuh masih terus ada, maka putaran badan diteruskan ke kiri sambil melepaskan tumpuan tangan ke kiri dari lantai, sementara itu Anda sudah menghadap ke arah awalan dan tinggal menurunkan kaki satu-satu dan kemudian berdiri.

Pengalaman belajar:
1. Dengan pertolongan teman, lakukanlah menendang ke sikap hampir handstand (handstand kick up) berkali-kali dengan sikap dan gerakan yang benar.
2. Dengan pertolongan teman Anda lakukanlah handstand penuh dari keseimbangan dan kembali; lakukan berkali-kali hingga tiada lagi kesalahan.
3. Lakukan handstand menghadap ke dinding untuk berlatih sendiri, perhatikan uraian tekniknya yang benar.
4. Cobalah berlatih handstand tanpa bantuan teman. Variasi handstand dengan merangkai.


Variasi Handstand dengan merangkai:
Handstand dapat dirangkaikan dengan keterampilan lain seperti: Handstand-roll, handstand snap down, handstand-bridge dan sebagainya.

1) Handstand Roll

Uraian Pembelajaran:
a. Dari sikap berdiri lakukan handstand seimbang.
b. Buatlah sikap labil ke depan dengan sedikit mendorongkan bahu ke depan, bengkokkan siku dengan hati-hati dan tundukkan kepala.
c. Simpan pundak di lantai sambil membengkokkan panggul dan roll ke depan.
d. Pada saat panggul kontak dengan lantai lipat kaki (lutut ke dada dan tumit ke panggul). Sikap akhir jongkok.

Cara membantu:
Berdiri di samping depan pelaku untuk mencegahnya rebah ke depan sebelum atau pada waktu melakukan roll dengan jalan menahan atau kalau perlu memegang kakinya.
Kesalahan yang sering terjadi pada pemula ialah terlambat membengkokkan siku padahal kepala sudah ditundukkan dan berat badan sudah ke depan. Akibatnya terjadi jatuh punggung pada saat roll.

2) Handstand Bridge
Sikap handstand dapat diteruskan ke sikap jembatan. Keterampilan ini baik sekali dipelajari lebih awal untuk menunj ang bentuk keterampilan lain yang mengandung kedua sikap ini; jadi sebagai suatu tahapan.
Uraian Pembelajaran
a. Dari sikap berdiri lakukan sikap handstand seimbang.
b. Luruskan bahu dan lengan, dada mundur sedikit ke arah awalan sehingga lepas keseimbangan.
c. Kaki bergerak turun ke depan dan badan melengkung perlahan kaki mendarat di lantai, sementara itu kepala tetap terbuka.
Catatan: Selama gerakan tadi sikap kepala terbuka sangat penting. Demikian juga kepala dan bahu itu harus diluruskan dan dada mundur sedikit agar gerakan kaki turun tidak terlalu cepat.
Cara Membantu
Tempatkan diri di samping pelaku. Ketika badannya mulai melenting tempatkan tangan yang di luar di atas pinggangnya dan menahan jatuh kaki yang terlalu cepat dan agar perut tetap tinggi. Bantuan juga dapat dilakukan oleh dua orang yang berdiri di kedua sisi pelaku. Dalam hal ini pembantu dapat saling berpegangan tangan untuk menolong.
Kesalahan Umum
a. Kepala tidak terbuka selama pembelajaran itu.
b. Tangan tidak lurus.
c. Tidak membungkukkan dada setelah handstand.
d. Kaki dijatuhkan bukan disimpan perlahan.

Dari pembelajaran ini dapat dilanjutkan ke sikap berdiri. Kalau ini dikehendaki maka tinggal menambahkan satu usaha, ialah: Begitu kedua kaki mendarat di lantai tangan menolak dengan kuat ke arah depan sehingga lutut menjadi lurus. Kepala dan tangan tetap dalam sikap terbuka ke atas setelah tercapai sikap berdiri. Gerakan ini disebut Limbre.
Cara membantu juga ditambah dengan pada saat badan melenting, tangan yang di luar menahan punggung dan tangan yang di dalam memegang lengan atas. Dan pada saat kaki sudah mendarat tangannya dibantu diangkat ke sikap berdiri. Bantuan dapat lebih mudah dilakukan dua orang pembantu.

3) Handstand Snap-Down
Snap down” bisa diartikan menendangkan kedua kaki dari handstand ke bawah ke arah tempat bertumpu.
Uraian Pembelajaran
1. Dari sikap berdiri lakukan handstand.
2. Kencangkan otot punggung untuk mendapatkan gerakan ke bawah (ke arah awalan) dan bengkokkan kaki sedikit.
3. Tangan menolak dengan kuat dan dada diangkat dan bersamaan dengan itu kaki yang terlipat menjadi lurus dan bergerak menendang ke arah tumpuan tangan. Berakhir dengan sikap berdiri, kepala tegak dan tangan ke atas.
Cara Menjaga
Pada percobaan taraf awal mungkin perlu penjagaan. Yang penting ialah mencegah lepas keseimbangan ke depan pada saat melipat kaki. Caranya dengan menahan pinggang, dari posisi di samping-depan pelaku.
Kesalahan Umum
Kesalahan yang biasanya terjadi pada pemula ialah tangan tidak menolak serta koordinasi antara tolakan tangan dan mengangkat dada dengan tendangan kaki ke arah tumpuan.

4) Handstand Pirouette
Handstand pirouette atau handstand kemudian memutar arah 1/4 atau 1/2 putaran, ke kiri atau ke kanan. Biasanya dilanjutkan ke sikap jembatan, gerakan roll depan, limbre dan dapat juga gerakan snap down.
Uraian Pembelajaran
a. Berdiri dengan kaki kiri di depan, kedua tangan diangkat yang kanan ke atas dan yang kiri lurus ke depan.
b. Tangan kiri turun untuk bertumpu di depan kaki kiri diikuti pandangan ke sebelah kiri.
c. Kaki kanan diacungkan di atas seraya kaki kiri menolak dan kemudian merapat ke atas. Pada saat ini badan berputar ke kiri.
d. Tangan kanan bertumpu paralel dengan tangan kiri dengan jari-jari menghadap ke luar dan saat ini dalam keadaan handstand serta menghadap ke arah 90 derajat ke kiri dari arah awalan.
e. Dari sikap handstand ini dapat dilanjutkan ke sikap jembatan, roll depan atau snap down.

Pengalaman Belajar
1) Pelajari handstand yang dilanjutkan ke roll depan; mintalah bantuan dari teman anda bila perlu.
2) Lakukanlah handstand dan lanjutkan ke sikap jembatan. Lakukan bersama teman Anda dan bergantian sebagai penolong.
3) Cobalah lakukan handstand-snap down, perhatikan teknik yang benar. Lakukan berkali-kali.
4) Pelajari pula handstand pirouette; Anda pilih sendiri gerakan selanjutnya.
Peringatan: Dalam belajar keterampilan motorik atau olahraga, keberhasilan diperoleh dengan jalan mengulang-ulang sikap dan gerakan dengan cara yang benar.


Rangkuman
Sikap Handstand adalah sikap tegak pada tangan, jadi kaki di atas dan kepada di bawah dan tangan sebagai tumpuan. Sikap handstand yang baik merupakan keterampilan yang penting dalam senam oleh karena banyak bentuk keterampilan lain yang mengandung sikap handstand ini. Oleh karena itu perlu dipelajari sejak dini.
Sebelum belajar handstand yang sesungguhnya perlu dipelajari bentuk antara yang merupakan tahapan-tahapan untuk membiasakan sikap terbalik dan melatih tumpuan tangan. Diantaranya ialah kick and roll, handstand kick up.
Dalam mempelajari handstand, tahap pertama perlu dibantu oleh teman, gunanya untuk dapat melaksanakan sikap dan gerakan yang benar dan kedua untuk menhindarkan jatuh dan sesuatu yang membahayakan disebabkan salah sikap atau gerakan
Dalam mempelajari handstand sendiri ada berbagai cara bila ternyata sikap handstand seimbang tidak tercapai yaitu dengan melakukan: Bersandar pada dinding dan kembali ke sikap seimbang, melakukan roll depan, melakukan putaran dan mungkin juga kembali ke sikap awal dengan menurunkan salah satu kaki dan berdiri.